
OPINI
8
01/2009
INFOLINUX
www.infolinux.web.id
D
alam perjalanan menuju ta
nah air dari Dusseldorf untuk
menghadiri WOSOC 2008, sa
ya transit di bandara Dubai,
lalu melanjutkan perjalanan de
ngan pesawat Emirates menuju
Jakarta. Dalam pesawat ini, pe
numpang didominasi oleh saudara-
saudari kita penyumbang devisa
negara, para TKI yang sedang
menuju kampung halaman. Banyak
hal yang menarik ini terjadi disebabkan kekagokan
mereka memanfaatkan fasilitas dan layanan di pesa
wat, juga pengumuman yang tak dipahami mereka.
Jadi ketika suatu teknologi yang
tadinya "teknologi elite" dan kini
menjadi teknologi umum yang di
gunakan siapa saja, maka dalam
desainnya yang tadinya hanya berori
entasi pada mesin harus makin ber
orientasi pada pengguna dan konteks
penggunaannya. Tanpa itu, walau
dalam pengembangan sistem, metoda
desain, dan requirement elicitication
telah memasukkan pertimbangan
pengguna dan konteksnya, tetapi
dalam implemenetasinya tetap tak
dapat dicapai hal tersebut. Hal itu di
sebabkan karena keterbatasan
fleksibilitas dari teknologi yang digu
nakan, baik dari sisi teknis ataupun
dari sisi legalitas. Di sinilah open
source jauh lebih unggul daripada
closed-proprietary. Apalagi bagi
negara berkembang, sulit rasanya
meminta vendor proprietary meng
ikuti kebutuhan khusus suatu peng
guna di negara berkembang terus,
apalagi bila tidak ada justifikasi bis
nisnya. Sedangkan bagi aplikasi open
source, selama ada developer yang
bersedia melakukan, maka hal terse
but mungkin untuk dilakukan.
Jadi jelas, platform open source
memiliki kemungkinan yang lebih be
sar untuk menerapkan pengem
bangan berbasis user dan konteks,
sebagai contoh pada aplikasi mobile
yang dapat menjangkau pengguna le
bih luas daripada aplikasi desktop.
Pengguna mobile relatif lebih be
ragam dari desktop. Jadi sudah saat
nya sekarang para pengembang
aplikasi mobile menimbang-nimbang
platform open source mana yang
dapat jadi pilihan sehingga ketika
ingin menerapkan strategi user-kon
teks, tidak ada hambatan dari sisi im
plementasi akibat salah memilih
platform yang sangat tertutup.
Pengembangan Berba-
sis User dan Konteks
I Made Wiryana
bahwa sabuk pengaman tetap di
pasang, sayangnya indikator ini
dari pengamatan saya tidak dipa
hami oleh sebagian besar penum
pang. Ketiga, sistem didesain untuk
kelompok pengguna yang berbeda
baik dari latar belakang budaya
ataupun pendidikan, padahal seka
rang penerbangan telah digunakan
oleh siapa saja dengan latar be
lakang beragam.
Walaupun telah diumumkan se
belumnya oleh para pramugari bah
wa penumpang harap tetap duduk
dengan sabuk pengaman terpasang,
tetapi sebagian besar penumpang
ketika mendarat langsung berdiri
dan membuka kabin, hendak menge
luarkan barangnya. Tentu saja ini
sangat membahayakan. Tapi, saya
tidak serta merta menyalahkan bah
wa ini akibat "kurang terdidiknya"
saudara-saudari kita yang menjadi
penumpang tersebut, tapi menurut
saya itu terjadi karena beberapa hal.
Pertama, pengumuman tersebut
disajikan dalam bahasa Arab dan ba
hasa Inggris, yang jelas tidak
dipahami oleh sebagian besar pe
numpang. Kedua, memang ada in
dikator di atas kepala penumpang,
“...platfrom open source memiliki kemung-
kinan yang lebih besar untuk menerapkan
pengembangan berbasis user dan konteks...„
Comentarios a estos manuales